"Awan Aneh" di Bandung

Pernah dimuat di: Forum UPI

Kemarin, Selasa (2/8) pagi-pagi (kemungkinan masih dibawah jam 9 atau 10), dering telepon genggam membuat saya terbangun dari tidur. Itu telepon dari ibu saya. Dalam keadaan hampir setengah tidur, saya mendapat kabar bahwa ada sebuah stasiun televisi yang pagi itu memberitakan adanya penampakan awan vertikal di atas kota Bandung. Ibu saya menambahkan, awan tersebut terlihat dua kali. Yang bikin ngeri, ia juga mengatakan bahwa ada seorang ahli meteorologi yang berpendapat awan vertikal mengawali kemungkinan gempa berkekuatan besar!

Sejauh yang saya ingat, memang belum ada yang bisa memastikan kapan sebuah gempa akan terjadi. Lebih-lebih, belum ada penjelasan ilmiah yang menyepakati keterkaitan antara penampakan awan dengan gempa bumi.

Bagaimanapun, saya diwanti-wanti untuk mempersiapkan sebuah tas berisi pakaian, makanan, surat-surat penting, dan obat-obatan untuk keadaan darurat. Siapa tahu gempa memang akan terjadi di Bandung. SIAPA TAHU! Dan tas darurat itu masih saya simpan.

Tanpa malu, saya beritahu teman-teman satu kos saya. Ada yang panik, tentu. Tapi ada juga yang melongo tak percaya (maksudnya memang tidak begitu yakin dengan apa yang saya katakan). Saya cuma berpesan: untuk jaga-jaga saja, siapkan tas berisi pakaian dan hal-hal yang dianggap sangat penting untuk dibawa/diselamatkan. KAlau tidak ada gempa, syukur. Kalau ada gempa, syukur juga kita sudah sedikit bersiap.

Sampai hari ini, memang tidak ada gempa berkekuatan besar itu. Kemarin, setelah saya browsing hampir dua jam lebih, tak ada satu pun berita tentang penampakan awan vertikal di langit Bandung itu. Saya bahkan sempat mengirim sms ke kawan saya, "Kalau melihat awan vertikal di langit, tolong kasih tahu saya."

Hari ini, saya baca di KOMPAS, ada berita tentang penampakan awan aneh itu. Berikut beritanya:

Dari KOMPAS, edisi 3 Agustus 2006, Halaman 24.

Awan Aneh yang Tampak Bukan Lagi Awan Cuaca

BANDUNG, KOMPAS – Banyak orang di Kota Bandung penasaran melihat awan yang muncul di langit Bandung, Selasa (2/8), melintang dari timur ke barat. Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengatakan, tipikal awan itu memang bukan awan cuaca.

“Tidak ada salahnya jika masyarakat siaga sejak dini terhadap kemungkinan gempa. Untuk memastikan apakah awan aneh itu adalah awan gempa, perlu penelitian panjang,” ujar Bambang Siswanto, Kepala Bidang Pemodelan Iklim, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), di Bandung. Menurut dia, tipikal awan itu bukan awan sirus, kumulus, dan stratus.

Berita itu memperkuat isu yang cukup hangat didiskusikan di beberapa forum, seperti di FORUM DISKUSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UGM. Tengok: Foto Awan Putih di Jogja yang lalu

Ada satu berita lagi dari Detikcom yang sedikit membahas penampakan awan vertikal di Kobe, Jepang, beberapa hari sebelum gempa menimpa Kobe pada 17 Januari 1995 lalu.

Awan Aneh di Bantul Kemungkinan Besar Awan Gempa
Maryadi - detikcom

Jakarta - Fenomena awan aneh yang memanjang membelah langit hingga puluhan kilometer kemungkinan besar adalah awan gempa. Awan seperti ini pernah terlihat sebelum gempa besar di Kobe, Jepang, 17 Januari 1995 silam.

Awan seperti ini juga terlihat oleh sebagian warga Bantul sebelum gempa yang meluntuhlantakkan sebagian kota Yogyakarta dan Jateng. Awan ini kemudian terlihat lagi pada Rabu (12/7/2006) tengah malam.
Sumber: Kafegaul
Bagaimanapun, munculnya "awan aneh" sebelum gempa bumi tampaknya belum boleh diyakini benar. Soalnya, pada 26 Juli 2006 yang lalu, KOMPAS juga memuat berita berjudul ""AWAN ANEH" BIASA MUNCUL SAAT KEMARAU, MASYARAKAT SERING TAK MEMAHAMI". Cek di sini.

Diluar itu, saya sarankan untuk bersiap-siap. Ketika gempa terjadi, ada beberapa tips yang bisa membantu:

Precautions to be Taken During an Earthquake

  1. If you are indoors during an earthquake, drop, cover, and hold on. Get under a desk, table or bench. Hold on to one of the legs and cover your eyes. If there's no table or desk nearby, sit down against an interior wall. An interior wall is less likely to collapse than a wall on the outside shell of the building.
  2. Pick a safe place where things will not fall on you, away from windows, bookcases, or tall, heavy furniture.
  3. It is dangerous to run outside when an earthquake happens because bricks, roofing, and other materials may fall from buildings during and immediately following earthquakes, injuring persons near the building.
  4. Wait in your safe place until the shaking stops, then check to see if you are hurt. You will be better able to help others if you take care of yourself first, then check the people around you.
  5. Move carefully and watch out for things that have fallen or broken, creating hazards. Be ready for additional earthquakes called "aftershocks."
  6. Be on the lookout for fires. Fire is the most common earthquake related hazard, due to broken gas lines, damaged electrical lines or appliances, and previously contained fires or sparks being released.
  7. If you must leave a building after the shaking stops, use the stairs, not the elevator. Earthquakes can cause fire alarms and fire sprinklers to go off. You will not be certain whether there is a real threat of fire. As a precaution, use the stairs.
  8. If you are outside in an earthquake, stay outside. Move away from buildings, trees, streetlights, and power lines. Crouch down and cover your head. Many injuries occur within 10 feet of the entrance to buildings. Bricks, roofing, and other materials can fall from buildings, injuring persons nearby. Trees, streetlights, and power lines may also fall, causing damage or injury.
  9. Assemble a Disaster Supplies Kit. Please see the "Disaster Supplies Kit" section for general supplies kit information.
  10. Earthquake-specific supplies should include the following: A flashlight and sturdy shoes by each person's bedside; Disaster Supplies Kit; and an Evacuation Supply Kit.
Sumber: DISASTER PREPAREDNESS OFFICE

Oya, ada sedikit referensi lagi: Awan Gempa Sudah 384 Tahun Menjadi Misteri

Comments