Posts

Showing posts from October, 2006

Kumpul bareng

Dua hari sebelum Lebaran (versi resmi pemerintah), saya dan kawan-kawan satu band dulu (hell yeah, it’s the Rule of Destruction crew!) berkumpul di rumah Babam di KPAD. Di bulan puasa ini, kami memang belum sempat bertemu (saya sendiri bahkan sudah hampir dua tahun tidak bertemu, sibuk sih, hehe..), dan akhirnya kami sepakat untuk bertemu sebelum Lebaran. Saya kira tadinya kami akan berbuka di luar (sambil nongkrong di suatu tempat). Tapi akhirnya ya kami buka di rumah Babam (Babamnya sendiri malah gak puasa, baru bangun dari sakit). Saya dating duluan, karena datang dari tempat yang paling dekat (Geger Kalong), lalu Arief (yang belakangan, saya baru tahu dia jadi pemain drum Cherry Bombshell (did I spelled it correctly?)), menyusul kemudian Aang (debt collector yang semakin gemuk), lalu Juned (dia datang waktu kami hampir selesai makan karena harus nge-drop pacarnya untuk buka bareng teman-temannya). Setelah agak lama, Abdul (my old friend from junior high) datang bersama istri da

Senyap jelang Lebaran

Hmm, suasana senyap di kosan sudah terasa tiga hari menjelang Lebaran. Saat ini di kosan saya paling tidak cuma ada empat orang. Saya, teh Weni, Yayo, dan teh Ade. Ivan , yang secara de jure masih satu kamar dengan saya, siang tadi sudah meluncur ke Garut. Lida , yang secara de facto satu kamar dengan saya, sudah saya antar ke rumahnya. Uwaknya dari Ciamis akan menjemput sorenya. Dia akan Lebaran di Ciamis. Kalau Yayo, dia masih harus bekerja sampai.. paling tidak, hari Minggu. Dia kerja di Suiss Butcher. Yayo bilang, baru Senin dia akan mudik. Teh Weni sendiri tidak merayakan Lebaran. Dia johave witness . Walaupun keluarganya muslim, kayaknya dia tidak akan mudik ke Padang. Kalau teh Ade, saya gak tahu, tapi kemungkinan besar tak lama lagi juga mudik. Sementara saya, yang akan ber-Lebaran di Bandung juga, berencana masih akan ada di kosan paling tidak sampai besok, Sabtu. Sekalian, ada rencana buka bersama bareng kawan-kawan satu band saya dulu. Padahal bapa sudah bertanya-tanya, k

Beres-beres

Image
Setelah hampir satu tahun tidak mengalami "pembersihan" yang berarti, pasukan UPM UPI akhirnya tergerak untuk merapikan sekretariatnya. Hampir semua barang-barang (kecuali lemari buku dan meja komputer) dikeluarkan dan disortir. Barang yang masih dianggap memiliki fungsi disimpan, dan yang tidak terpaksa dibuang atau dibarter (baca: loak). Hal-hal yang dianggap perlu ada di lemari buku juga dipilah kembali dan dirapihkan. Laci-laci juga dibersihkan dari sampah-sampah. Termasuk tai kecoak dan debu yang mengendap. Komputer lama kami yang mulai menguning, (oya, setelah bertahun-tahun beraktivitas dengan satu komputer Pentium 3 bermemori 64 megabita, akhirnya kami punya komputer baru! Iyayy!) kami poles pakai San Poli biar tampak sedikit cerah dan menggairahkan. Anak-anak Isola juga memutuskan untuk membuat peraturan baru di sekre(tariat). Mulai saat ini, silahkan buka sepatu dan sandal sebelum memasuki ruangan.  Sanes kunanaon, kotor euy ! Dan sebagai tambahan, saat ini ada alas

Mungkinkah dominasi ilmu pengetahuan berubah?

Ulasan KOMPAS tentang dominasi Amerika Serikat dalam meraih Nobel bidang sains 2006 sepertinya pantas untuk diperhatikan. Yang tidak saya sadari sebelumnya adalah, mengapa --seperti ditulis Ninok Leksono dalam artikel tersebut-- tidak ada warga negara Eropa atau Jepang yang turut 'mencicipi' nobel bidang sains? Bukankah kedua negara tersebut (khususnya Jepang) telah lama kita kenal sebagai negara-negara yang mampu melakukan inovasi-inovasi mutakhir dalam teknologi? Kalau mau ngomong tentang Indonesia, kayanya akan bikin kita sakit hati. Kenapa? Karena, Ninok berpendapat bahwa salah satu alasan mengapa Amerika bisa sebegitu 'maju' dalam bidang sains tidak terlepas dari komitmen dan ambisi Amerika dalam menjadi front liner dalam bidang ilmu pengetahuan (khususnya ilmu pasti). Jika kita mau berkilah, rasanya rasanya kita harus mencari alasan selain membela diri dengan mengatakan "orang Barat kan memang sudah pinter dari sananya". Faktanya, ada orang-orang muda I

Distro 'made in' Indonesia

Beberapa hari kebelakang saya membaca ada dua informasi tentang distro Linux buatan Indonesia. Yang pertama PCLinux dan IGOS Nusantara 2006 . Cek aja deh, kalau memang penasaran. Ah, kalau saja ada cukup bandwidth untuk download ISO-nya.. Distro Indonesia perlu didukung! (and) Let's beat India! Haha..

Pertanda sekarat?

Sudah cukup lama, saya sering kehabisan asa dalam menjalani kewajiban di organisasi. Ketika sadar harus mengerjakan begitu banyak tugas administratif yang tercecer, saya sering mengeluh dan membuat-buat alasan. Saya sudah terlalu tua lah (tuaa gitu loh), saya sudah tak produktif lagi lah, saya sudah berusaha tapi tidak ada kerjasama dari anggota lain lah, dan banyak lagi. Walaupun tidak sama, saya teringat perkataan Prophet Jack di film "Life or something like it" pada Lanie ketika Lanie terus-menerus mendesak Jack sambil menawarkan sogok untuk mengaku bahwa ramalannya atas sisa hidup Lanie yang hanya seminggu lagi adalah tak lebih dari lelucon. Jack yang didesak malah berkata, "saya tidak mengira (tandanya) akan datang secepat ini. Kamu sedang melakukan penyangkalan dan itu adalah salah satu dari lima tanda orang yang akan mati." Ketika memikirkan kembali keluhan-keluhan dan penyangkalan saya atas kewajiban yang tak bisa saya selesaikan (dan mengingat perkataan Pro

Buku Habibie belum cetak ulang juga..

Hari ini adalah kali ketiga saya pergi ke Gramedia Merdeka untuk mencari buku kontroversial Habibie "Detik-detik Yang Menentukan" dan hasilnya nihil. Di sebuah meja dekat pusat informasi memang ada spanduk promosi buku itu, tapi saya tidak menemukan buku Habibie, disitu cuma ada tumpukan buku tentang Soeharto. Saya lupa judulnya, tapi kalau ga salah ada kata-kata "...alasan rakyat mencintai Soeharto". Actually, Ibu saya yang menginginkan buku Habibie itu. Mungkin ditengah-tengah padatnya pekerjaan di Aceh, Ibu saya tidak punya waktu untuk mencari buku itu di sana. Itupun kalau memang buku itu didistribusikan sampai Aceh. Yang saya dengar, cetakan pertama buku Habibie itu cuma berjumlah 5000 eksemplar. Dan katanya, minggu-minggu ini cetakan keduanya akan beredar, tanpa ada keterangan kapan tanggal pastinya. Karena sudah sedikit mepet dengan jam buka puasa, saya tidak berlama-lama di Gramedia dan langsung cabut ke kosan. Ada sedikit rasa sesal waktu pulang. Soalnya ha

PKM sucks!

Sore tadi, sehabis berbuka puasa di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa UPI, seperti biasa saya dan kawan-kawan Isola Pos ngaso bareng di sekre kami yang selalu hangat. Ditemani candil dan kolencang(?), rokok dan air putih (ya, air putih. air dalam dispenser sudah habis dan kami tak bisa minum kopi!), serta alunan musik gado-gado yang diputar WinAmp, kami ngalor-ngidul, keindahan yang cuma bisa saya temui di sekre UPM. Jam di dinding sekre kami baru memperlihatkan jam 7 malam lebih, karena itu kami merasa santai saja melarutkan diri dalam obrolan santai. Tapi sialannya, engga lama setelah itu (mungkin sekitar jam 19.30an) kami mendengar suara botol minuman ringan plastik yang (seperti) dilempar-lempar.. Ah, saya pikir dalam hati, ini pasti penjaga gedung yang mulai "merengek" minta pulang. Kami teruskan ngobrol, karena kami tahu kalau gedung itu punya jadwal ngantor sampai jam sembilan malam. Tapi, tak lama, kami mendengar suara gaduh itu lagi, suara botol plastik yang dilempar-l

It's time for LFS 6.2

Setelah "berhasil" meng-upgrade linux kernel VectorLinux SOHO 5.1 ke... [shit, I forgot the version], walaupun ada masalah dengan ALSA, saya sedang mencoba untuk "membangun" distro from scracth (Linux From Scratch, that is) version 6.2. Doakan aja, mudah-mudahan tidak terganggu cuaca dan ambeien (that's true, nda , I got a little ball on my butt, haha...)